Batu-batu Neraka
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah was sholaatu wassalam’ala Rasulillah wa ba’du.
Dalam Qur’an surat at Tahrim ayat 6 diterangkan, bahwa bahan bakar neraka ada dua macamnya yaitu manusia dan batu. Allahu Subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim : 6)
Dalam surat yang lain, Allah ta’ala berfirman,
فَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِي وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُۖ أُعِدَّتۡ لِلۡكَٰفِرِينَ
Takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah : 24)
Melalui dua ayat di atas, kita dapat mengetahui bahwa batu merupakan salah satu bahan bakar neraka. Dan kita wajib meyakini hal ini, karena masalah ini adalah bagian dari rukun iman, yaitu iman kepada hari akhir.
Kemudian muncul pertanyaan, batu yang bagaimana?
Ada dua macam batu neraka:
Pertama, batu berhala yang disembah oleh orang-orang kafir.
Sebagaimana diterangkan dalam Al Qur’an,
إِنَّكُمۡ وَمَا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنتُمۡ لَهَا وَٰرِدُونَ
Sungguh, kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah bahan bakar Jahanam. Kamu (pasti) masuk ke dalamnya. (QS. Al-Anbiya’ : 98)
Dimasukkannya berhala ke dalam neraka, bukan untuk mengadzab batu-batu berhala tersebut. Namun, untuk semakin membuat sedih dan menyesal setiap orang yang menyembahnya. Ternyata Tuhan yang mereka sembah dahulu di dunia, menggantungkan harap dan tawakkal kepadanya, akan masuk ke neraka bersama penyembahnya. Tak bisa menolong. Hanya akan menjadi bahan bakar neraka yang semakin menambah panas api yang membakar mereka.
Imam Al Qurtubi rahimahullah menerangkan,
وأن النار لا تكون على الأصنام عذابا ولا عقوبة ؛ لأنها لم تذنب ،ولكن تكون عذابا على من عبدها : أول شيء بالحسرة
Api neraka bagi berhala-berhala itu tidak sebagai azab atau hukuman. Karena berhala tidak berbuat dosa (benda mati, red). Namun menjadi azab bagi para menyembahnya. Azab pertama yang mereka rasakan saat melihat berhala itu berada di neraka adalah, penyesalan. (Tafsir Al Qurtubi).
Kedua, batu belerang atau dalam bahasa Arab disebut kibriit كبريت.
Namun untuk jenis batu yang kedua ini, belum finish. Para ulama berbeda pendapat tentangnya.
Mayoritas ulama tafsir memegang pendapat ini, bahwa yang dimaksud batu bahan bakar neraka adalah batu kibriit/belerang. Sebagaimana dinyatakan oleh sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu,
هي حجارة من كبريت، خلقها الله يوم خلق السماوات والأرض في السماء الدنيا يعدها للكافرين
Batu yang menjadi bahan bakar neraka adalah batu belerang. Allah menciptakannya di langit dunia saat hari penciptaan langit dan bumi. Allah siapkan untuk mengazab orang – orang kafir.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim dan Al Hakim dalam Al Mustadrok)
Ulama yang lain berpandangan, bahwa maknanya tidak mesti batu belerang. Para ulama klasik menafsirkannya dengan batu belerang, karena itulah jenis batu paling panas yang mereka ketahui. Padahal, masih ada batu lain yang lebih panas dan lebih kuat dalam memberikan dampak azab, daripada batu belerang.
Lantas batu apakah itu?
Dalam buku Al Jannatu Wan Nar (Surga dan Neraka), Prof. Dr. Umar Sulaiman Al Asqor menjelaskan, yaitu batu yang memiliki lima karakteristik berikut :
[1] Cepat menyala, (سرعة الإيقاد)
[2] Mengeluarkan bau yang tidak sedap, (نتن الرائحة)
[3] Mengeluarkan banyak asap, (كثرة الدخان)
[4] Mudah menempel kuat ditubuh manusia, (شدة الالتصاق بالأبدان)
[5] Memiliki kekuatan panas yang dahsyat. (قوة حرها)
(Al Jannatu Wan Nar, hal. 31, menukil dari ket. Imam Ibnu Rojab Al Hambali, dalam At Takhwif Minan Naar, hal. 107)
Kesimpulan terakhir ini lebih tepat insyaallah.
Karena kalaupun ditafsirkan batu belerang, penafsiran tersebut fungsinya sebagai pendekatan untuk memahami. Tidak untuk menjelaskan hakikat batu neraka. Ibnu Abbas radhiyallahuma pernah mengatakan,
ليس في الدنيا مما في الآخرة إلا الأسماء.
Tidaklah benda-benda yang ada di dunia ini, tersebut sama dengan benda-benda di akhirat, melainkan sama dalam penamaan saja. (Majmu’Fatawa Ibnu Taimiyah, 5/159)
Sehingga, menafsirkannya global, dengan menjelaskan kriteria-kriteria seperti di atas, lebih tepat insyaallah. Karena adanya kemungkinan batu lain yang lebih panas dan lebih menyiksa dari belerang, mungkin batu bara atau yang lainnya. Sehingga lebih dekat dalam memahamkan batu neraka yang tersebut dalam ayat di atas.
Syeikh Umar Sulaiman Al Asqor memberikan keterangan dalam Al Jannatu Wan Nar (hal. 31),
وقد يوجد الله من أنواع الحجارة ما يفوق ما في الكبريت من خصائص، ونحن نجزم أن ما في الآخرة مغاير لما في الدنيا
Bisa jadi ada jenis batu lain yang Allah ciptakan, yang kriteria azabnya melebihi batu belerang. Dan kita meyakini bahwa, alam akhirat berbeda dengan alam dunia.
Wallahua’lam bis showab.
***
Ditulis oleh Ustadz Ahmad Anshori
(Alumni Universitas Islam Madinah, Pengajar di PP Hamalatul Qur’an Yogyakarta)
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/35644-batu-batu-neraka.html